Image of Senja memerah di atas perahu sopek

Text

Senja memerah di atas perahu sopek

Kini setelah bertahun-tahun, senja merah telah berubah menjadi kebencian. Senja yang sebenarnya sejak kecil sangat disukai, sangat dirindukan. Sum sering melukis senja merah di pasir yang berkilau, persis di bibir pantai dengan ranting yang terhempas ombak sambil bermimpi membayangkan dirinya berlarian di atas mega-mega bagai kapas lembut berwarna merah bersemburat cahaya keemasan. Setiap ia melukis senja merah, selalu saja tidak pernah selesai sebab lidah gelombang selalu menghempasnya. Sejak Sakam mengatakan “Sum, aku akan mengakhiri semua ini” saat itulah Sum menjadi wanita karang. Dan sejak saat itu ribuan hari selanjutnya orang-orang tidak pernah melihat Sum, Sakam dan Darti.

Ketersediaan
2022-03291899.221.3 UBA eMy LibraryTersedia
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
899.221.3 UBA e
Penerbit
Yogyakarta : Pustaka senja.,
Deskripsi Fisik
XII, 113 hlm. ; 14 x 20 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9786026730206
Klasifikasi
899
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Senja memerah di atas perahu sopek
Sastra
Suluk Anjing
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Komentar
You must be logged in to post a comment